Pages

Jumat, 10 Desember 2010

Patah Tulang Part 1

Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati… (sing)

Masih inget lagunya Pakdhe Meggy Z yang itu? Lagu jaman bahuela, mungkin aku belum lahir kali yak/ Haha.. Aku sih 50% setuju saja dengan lirik lagu itu, tapi kalau dipikir-pikir sakit gigi itu juga sakit lhoh.. Apalagi kalau liriknya diganti “Lebih baik patah tulang, daripada patah hati”, aku jelas-jelas TIDAK SETUJU!!! Ehem, capslock-nya bukan berarti aku teriak marah lho, hanya untuk penegasan saja. Hehe…

Sedikit curhat saja, yang namanya patah tulang itu bener-bener nggak enak. Ada sih enaknya, lebih diperhatiin ortu, hehe, tapi tetap saja yang namanya badan, pasti kalau sakit satu sakit semua. That was happened to me.

Panjang cerita kejadiannya tanggal 25 Juli 2010, tepat empat bulan setelah aku opname karena DB. Tanggal 25 merupakan hari penutupan GVT, Gladhi Vidya Teladan, itu lhooo MOS lanjutannya anak SMA 1. Kebetulan aku jadi panitianya dan harus menemani adek-adek kelas GVT X-7 yang aku waleni. Mau tak mau aku harus datang karena partner WK (Wali Kelas)-ku berhalangan hadir karena sakit (kalau nggak salah).

Hmmm… That was a good day and also a terrible day in my life. Acara penutupan GVT diisi dengan pentas seni dari adek kelas. Alhamdulillah X7 tampil dengan memukau (dance), mereka menampilkan nyanyian yang diiringi dengan gitar ditambah drama dance-nya Dek Abil. Wonderful! Aku sempet mau standing applause, tapi niat itu kubatalkan untuk menghormati orang-orang di belakangku yang sedang duduk, takut menghalangi pandangan. Hehe… Wah, mendampingi adek-adek di hari terakhir berasa menyenangkan dan tidak secapek hari-hari GVT sebelumnya! Yaah, walaupun aku merasa seperrti ‘single parent’. Hehe.. Setelah itu mereka masuk kelas dan kuminta untuk menuliskan pesan dan kesannya selama aku dan partner WK-ku (nggak usah disebut namanya ntar dia GR, haha) membersamai mereka. Aku sengaja tidak membacanya saat itu dan langsung kumasukkan dalam ransel yang tadinya berisi puluhan HP sitaan dari adek-adek (karena selama acara berlangsung memang tidak boleh membawa HP, HP dititipkan ke WK kemudian dibagikan saat mau pulang).

Kami berdoa dan mereka pulang, sementara aku masih di basecamp panitia untuk merapikan tempat dan beberapa stopmap masterpiece adek-adek Pansusku. Bertubi-tubi telepon dating dari ibu memintaku untuk pulang ke rumah Simbah. Karena waktu itu keluarga besar kami sedang berkumpul di sana dalam sebuah acara keluarga dan aku baru akan bergerak ke sana 30 menit kemudian.

Akupun menuju parkiran untuk menghampiri Grino, motor kesayanganku. Mula-mula kubuka kunci stangnya, kemudian kupakai helmku yang penuh dengan stiker. Entah mengapa saat mengencangkan helm, perasaanku benar-benar tidak karuan. Bingung. Tak tahu bingung karena apa (lho?). tidak biasanya aku mengencangkan helm sampai benar-benar kencang seperti saat itu.

“Assalamualaikum!” kuucapkan salamku untuk orang-orang yang masih ada di parkiran, begitu pula dengan adek-adek kelas yang masih menunggu jemputan di halaman sekolah. Bruuummm… Aku membelokkan motorku ke arah selatan, ke rumah Simbah dengan sedikit terburu-buru. Dengan sangat terpaksa, lampu merah menghentikanku di Perempatan Wirobrajan, akupun maju ke garis depan tapi tidak paling depan. Berhenti lalu diam.

Kuperhatikan countdown yang berwarna merah sambil ikut menghitung. Saat angka menunjukkan 0, aku bersiap memacu motorku. Kemudian kutarik gasnya saat lampu berubah hijau. Pandanganku kabur menjadi hitam seperti ditutupi papan kayu dan aku tak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di kanan, kiri, dan depanku. Mungkin syaraf di otak bekerja untuk member kabar buruk pada situasi seperti ini. Tiba-tiba dari arah kanan melaju sebuah skutik dengan rem blong (kata pengemudinya) dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Saat itu aku ingat kecepatan motor ku baru mau naik menjadi 40km/jam. Ckiiiiiiiiiiitttttttttttttttt…..Bruuuuuuukkk….

To be continued...

Tumis Bakso

Wahaa.. sudah lama nggak ngepost di blog nih. Jujur, aku bingung banget mau ngepost apa. Kemaren pas aku bikin tumis bakso jadi kepikiran, mau nulis ini aja di blog. Kayaknya asyik bisa sharing-sharing resep makanan sama temen-temen. Apalagi yang demen banget sama yang namanya bakso. Hmmm… You have to try this one! Haha…


Bahan-bahan yang kita butuhkan :
- 20 buah bakso sapi.
- 50 gram tempe diiris dadu dan digoreng
- 3 siung bawang putih dicincang
- 3 siung bawang merah diiris tipis
- 3 buah cabe keriting (sesuai selera) diiris bulat
- 1 cm jahe diiris tipis
- 1 lembar daun salam
- 1 lembar daun jeruk nipis
- Minyak goreng secukupnya
- Gula jawa secukupnya
- Lengkuas secukupnya
- Kecap manis secukupnya
- Air secukupnya
- Garam secukupnya
- Bawang goreng
- Daun kemangi secukupnya

Nah, setelah bahan-bahan tersedia, it’s time to cook.. yeaaahhh… Sebenernya untuk membuat tumis bakso manis ini sangatlah mudah, sama seperti tumis-tumisan kebanyakan. :D

Pertama,tumis bawang putih sampai harum dengan minyak yang telah dipanaskan, disusul bawang merah, cabe, lengkuas, jahe, daun salam, dan daun jeruk nipis. Tumis sampai harum, masukkan tempe. Setelah itu giliran gula jawa dan air dituangkan. Tunggu sampai air mendidih dan gula jawa larut. Kemudian masukkan bakso sapi, masak hingga empuk, angkat. Sajikan dengan taburan bawang goreng dan dihiasi daun kemangi.
Hmmmm… This is it! Tumis bakso a la Chief Shofi… Hahaha… Gampang kan? Selamat mencoba!:D